Saturday, March 12, 2011

monolog penyair sepi


Kalau inginku luahkan apa yang terbuku dalam isi hati ini sekian lama,
aku pasti berjuta-juta helaian kertas masih tak cukup untukku coretkan segalanya...

Kalau inginku katakan apa yang bermain difikiran selama ini,
aku yakin seluas lautan masih tak cukup bagiku takungkan airnya...

Kalau inginku gambarkan apa yang inginku katakan dalam sehambar kertas lukisan,
aku percaya pasti tinggi nilainya untuk mereka milikinya...

Jadi, untuk apa aku ceritakan pada mereka jika mereka tak mengerti akan maksudnya???
Jiwa bergelora bisa mengaramkan kapal yang berlabuh dipersisir pantai...

Cerita hidup bukan hanya teori yang bisa mereka selak nota-notanya untuk difahami,
Bukan pula sekadar nada-nada yang bisa mereka alunkan menjadi sebuah lagu sedih,

Hidupku tak ubah seperti bayi yang baru lahir,
Hanya mampu menangis namun tak siapa tahu akan apa yang sedang dipertangiskan,
Ku cuba perkatakan namun tak siapa mungkin faham akan maksudnya,
Jadi untuk apa ku ceritakan???

Bukan belas kasihan yang ku pinta,
Bukan simpati yang aku jaja,
Cukuplah sekadar tidak membuat segala andaian dusta.

Biarlah diri ini bisu selamanya,
Kerna diriku yakin hanya Dia yang tentukan segalanya.

Suatu hari nanti pasti ada yang tahu erti semuanya....

Sunday, March 6, 2011

Andainya...



Andai kau mengerti ertinya budi,
Tiada insan meninggi diri,
Segala keperitan membela diri,
Semua kau balas kemudian hari.

Andai kau mengerti segala isi hati,
Mungkin daku tak selamanya begini,
Merenung langit bertemankan sepi,
Tanpa teman bicara setia disisi.

Andai kau mengerti kejadiaan ini,
Pinjaman sementara dari ilahi,
Tiba masa kau akur pergi,
Nama kau cipta tak berguna lagi.

Tapi kiranya semua mengerti,
Malam sepi seakan tak berpenghuni,
Tiap-tiap insan berjati diri,
Ke arah hidup yang lebih diberkati...

penyair sepi,

MaMaN aKa BuLaN 01.06AM 07/03/2011